Museum Multatuli di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, baru-baru ini mendapat kehormatan dengan kedatangan delegasi dari Kedutaan Afrika. Kunjungan ini menjadi momen penting dalam mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan negara-negara Afrika.

Museum Multatuli dikenal sebagai tempat yang memperkenalkan kisah Eduard Douwes Dekker, penulis novel Max Havelaar, yang mengkritik keras praktik kolonialisme di Hindia Belanda, khususnya di daerah Lebak. Buku tersebut menjadi salah satu karya sastra paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan hak asasi manusia dan anti-penindasan.

Selama kunjungan, para delegasi diajak menyusuri berbagai ruang pameran yang memuat sejarah perjuangan rakyat Lebak, latar belakang Multatuli, serta dampak besar karyanya terhadap kesadaran dunia terhadap kolonialisme. Interaksi yang hangat terjadi antara pihak museum dan para tamu, yang menunjukkan ketertarikan mendalam dari delegasi Afrika terhadap perjuangan anti-kolonial di Indonesia, yang memiliki banyak kesamaan dengan sejarah negara-negara mereka.

Kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari berbagai kolaborasi lintas negara dalam bidang pendidikan, budaya, dan pelestarian sejarah perjuangan hak asasi manusia. Museum Multatuli pun semakin menegaskan posisinya sebagai ruang dialog internasional tentang keadilan sosial dan nilai kemanusiaan.